Resesi 2023 Adalah Barometer Kegagalan Instansi Atau Akibat Dari Korupsi ?

Di tengah gempita piala AFF (20 Desember 2022 – 16 Januari 2023) serta nuansa dunia masih dalam suasana tahun baru 2023, kita di suguhkan dengan kegembiraan yang di selimuti oleh kekwatiran. Ya,, tidak di pungkiri walaupun kita tidak mengetahui sepenuhnya mengenai resesi 2023 adalah suatu keharusan yang mau tidak mau kita harus mengetahui dunia ekonomi, karna dengan suguhan berbagai macam media baik dari televisi, komputer maupun handphone yang penyajianya perihal itu-itu saja menjadikan kita akhirnya tau dan mengerti apa itu resesi?.

Resesi 2023 Adalah Buah dari Kegagalan Ekomomi?

Ya.. resesi 2023 adalah hasil karya dari yang namanya ketidakstabilan ekonomi yang di perankan oleh para intelektual para pemegang keputusan baik para pengusahan maupun pemerintah yang keduanya terkadang berjalan beriringan namun terkadang pula berdampingan tapi bermusuhan, semua tergantung sisi keuntunganya masing-masing.

Ketidak singkronan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif sangat berimbas terhadap tatanan suatu negara dalam perekonomian. Resesi 2023 adalah tolak ukur negara atau dunia dari sistem sistemik per politikan.

Dampak Korupsi Terhadap Resesi

Bertetangga dalam sebuah negara memiliki polemik yang sama sebagaimana bertetangga di dalam masyarakat hanya saja bedanya dalam skala negara, suatu contoh negara kita juga pernah di Gibahi oleh tetangga lain perihal tingkat korupsi dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2021 dengan perolehan rengking 96 dan skor 38 dari skala 100.

Baca Juga:   Pilihan Anda Sudah Tepat, Berikut Gaji BUMN Di Indonesia Tahun 2023

Menurut Transparency International (TI) mengenai penyampaian tentang Global Corruption Barometer Asia, India peringkat pertama, di susul oleh Kamboja, sedangkan negara kita tercinta ternyata berada pada peringkat ketiga terkorup di Asia.

Bukan tanpa alasan Indonesia berada dalam tingkat korupsi ketiga di asia, ini di karnakan sebagaimana yang kita ketahui bersama pemberian efek jera dari segi hukuman sungguh-sungguh sangat lemah dan terkesan “Korupsilah apabila di penjara maka kami akan memberikan keringanan hukuman serta potongan atau remisi” dasar dari ungkapan tersebut di samping seperti yang kami sampaikan perihal indonesia sebagai negara ketiga terkorup di asia juga di dukung program asimilasi dan pengurangan hukuman atau remisi sebagaimana Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) No 31 Tahun 1999 dan No 20 Tahun 2001 yang bertajuk keringanan atau pengurangan hukuman atau remisi.

Mengutip penyampaian Jerry Massie selaku Peneliti Political and Public Policy Studies, dalam beberapa kesempatan dia menyampaikan, “aparat penegak hukum dan pemerintah harusnya bersama-sama memusnahkan para pelaku korupsi dengan membuat penerapan sistem perampasan kekayaan para terpidana (dimiskinkan) untuk di jadikan pemasukan negara (disita)

“Selama kurun waktu terakhir ada lebih dari 300 Kepala Daerah setingkat Gubernur dan Bupati serta Walikota yang tersandung korupsi, yang baru-baru ini Walikota Cimahi tertangkap tangan oleh KPK” ujarnya.

Baca Juga:   Cara Mendaftar TikTok Affiliate Terbaru 2022

Dalam hal ini juga tidak ada tindakan tegas dalam penyeleksian calon kepala daerah yang akan di iktut sertakan, seakan-akan kita kehabisan orang baik sehingga partai besar menggandeng mantan koruptor dalam pemilihan kepala daerah untuk di adu tanding dalam pemenangan pemilihan.

Sekali lagi kemungkinan resesi 2023 adalah hasil dari para pejabat publik dan pengusaha yang lebih mementingkan kepentingan golongan atau individunya dalam ambisi kepentingan yang mengatasnamakan negaranya.

Dampak Dari Resesi

Beda rumput beda ilalang walaupun tumbuh pada tanah yang sama tapi kepentinganya berbeda, seperti halnya resesi 2023 adalah dimana suatu negara yang membuat kebijakan tetapi negara lain yang kena imbasnya

Contohnya, resesi pada tahun 1998, krisis keuangan yang terjadi di asia tersebut di karnakan Negara Gajah Putih, Thailand melepaskan kesepakatan nilai tukar tetapnya terhadap dolar pada tahun 1997. Sehingga mata uang kita dari Rp 2.500 per dolar menjadi Rp 16.900 per dolar amerikanya, di mana perusahaan banyak yang tidak mampu membayar hutang dikarnakan melemahnya perekonomian serta turunya nilai mata uang. Bahkan presiden yang selama 32 tahun berkuasapun (presiden soeharto) dapat di gulingkan akibat dari krisis besar tersebut setelah demo besar-besaran terjadi dimana-mana, dengan tingkat kemiskinan mencapai sekitar 50 juta jiwa pada kala itu.

Semoga dunia baik-baik saja. Terimakasih  

Baca Juga Berita Terbaru Lainnya di Google New